Berkreasi di Rumah Belajar



Setiap ada waktu luang, staf di Rumah Belajar menyempatkan diri untuk membuat aneka kreasi unik. Kami banyak belajar dari buku-buku di perpustakaan yang berkaitan dengan kreativitas.
Beberapa yang sudah kami coba adalah Kreasi dari Serotan, Kreasi Kain Flanel dan Kreasi Tinta Timbul. Harapannya, jika kami sudah mahir akan kami ajarkan kepada anak-anak di sini. tidak menutup kemungkinan, jika produknya memenuhi standar dapat dijual sebagai souvenir.
Teman-teman dapat melihat hasilnya di Rumah Belajar atau dapat juga praktek membuat bersama kami....

KTB Tegak Beasiswa Kulon Progo Bulan Juni




KTB Guru-guru Tegak Beasiswa Kulon Progo diadakan lagi di Rumah Belajar pada hari Minggu, tanggal 12 Juni 2011. Peserta yang datang cukup banyak, ada sejumlah 17 peserta. Ini termasuk 2 guru yang jadi peserta baru, yaitu Ibu Asih Manise dan Ibu Sugiyem, keduanya Guru SD Bopkri 1 Wates. Kami pun memberi kesempatan kepada mereka untuk memperkenalkan diri.

Acara dibuka dengan doa pembukaan oleh pembawa acara, Ibu Mardalena. Selanjutnya, acara memasuki sesi pembahasan Firman Tuhan yang difasilitasi oleh Ibu Asih Palupi. Tema KTB kali ini adalah “Motivasi dalam diri”, yang terambil dari Kejadian 12 : 1-9, 17 : 3-5. Mengenai motivasi ini, kita perlu belajar dari tokoh Abraham yang taat dan setia terhadap perintah Tuhan, untuk pergi dari tanah kelahirannya menuju negeri Kanaan, sebuah tanah perjanjian. Karena motivasi dan kepercayaan iman yang kuat inilah ia mampu melewati perjalanan panjang dan sampailah ia di tanah perjanjian. Karena ketaatannya ini, Tuhan mengadakan perjanjian dan mengangkat ia sebagai Bapa segala bangsa, dan oleh dia segala bangsa diberkati.

Kunjungan Pdt. Martinus ke Rumah Belajar

Pada tanggal 6 Juni yang lalu, Pdt. Martinus dan istrinya mengunjungi Rumah Belajar. Beliau adalah seorang gembala jemaat di Gereja Kristen Alkitab Indonesia Lendah, Kulon Progo. Sedangkan istrinya, Ibu Kristina adalah seorang guru TK Bopkri Wates. Kunjungan diterima oleh Mbak Asih. Kunjungan ini merupakan hal yang menggembirakan karena Mbak Asih bisa menyampaikan profil Rumah Belajar dan kegiatan-kegiatannya.

Selain berbincang mengenai Rumah Belajar, Pdt. Martinus, istrinya, dan Mbak Asih juga membahas dinamika guru dan pendidikan di daerah Kulonprogo. Pak Pendeta juga sekalian meminta Rumah Belajar untuk memperbaiki laptopnya yang sedang bermasalah.

Koneksi Internet di Rumah Belajar

Rumah Belajar menyediakan akses internet untuk mendukung kegiatan yang dilakukan. Jika koneksinya stabil, internet di Rumah Belajar juga akan dimanfaatkan menjadi media belajar bagi anak dan guru.

Latihan Komputer Guru-guru TEGAK

Seiring dengan aktifnya Guru-guru Tegak dan Beasiswa Kulon Progo berkegiatan di Rumah Belajar, maka ada beberapa guru yang memutuskan untuk mengikuti kursus komputer. Antara lain kegiatannya adalah belajar mengetik 10 jari.

Bu Sugiyem memulai kegiatan ini dengan datang ke Rumah Belajar pada hari Rabu dan Sabtu. Saat memulai kegiatan
komputer kami ajak dengan metode bermain yang menyenangkan. Betapa senang dan antusiasnya Bu Sugiyem mengikuti pelajaran sampai sore hari.

Menurut Bu Sugiyem, dengan belajar
komputer di Rumah Belajar dapat mengejar ketertinggalan para Guru akan pesatnya perkembangan teknologi informatika dewasa ini. Belajar mengetik 10 jari sebenarnya mudah bagi yang belum terlanjur mengetik dengan 11 jari. Namun bila mau belajar dengan tekun, belajar mengetik 10 jari dapat melatih kesabaran lho....jadi mari teman-teman yang belum mahir mengetik kita berbondong-bondong datang ke Rumah Belajar untuk Belajar. (a)

Penataan Ruang Perpustakaan

Perpustakaan kami tempatkan di pojok depan samping kanan dekat jendela.
Karena masih sangat sedikit, untuk penataan buku-bukunya, kami memutuskan menggunakan rak dari plastik terlebih dahulu sambil menanti dana untuk pembelian almari perpustakaan.

Meskipun bukunya masih sedikit, kami berusaha menggunakan pedoman pengelolaan perpustakaan sesuai dengan Klasifikasi Persepuluhan Dewey. Buku-buku kami inventarisasi menggunakan sistem Book DB2.

Dengan sistem ini, harapan kami para pengunjung bisa aktif sendiri dalam melakukan pencatatan buku-bukunya yang dipinjam.

Buku-buku yang masih baru dan merupakan bacaan yang enteng dan berisi ternyata menjadi tujuan para pengunjung untuk membacanya sambil menunggu kegiatan yang lainnya.

Karpet bongkar pasang yang warna warni menambah manis ruang perpustakaan yang di rancang dengan sistem” lesehan” agar para pengunjung lebih santai dalam membaca buku-buku yang ada di Rumah Belajar. (a)

Kegiatan Staf Rumah Belajar di Plampang

Salah satu staf Rumah Belajar, Daniel Prasetyo, juga terlibat kegiatan Sanggar Wirausaha di Plampang, Kokap, Kulon Progo, sebuah wilayah di lereng pegunungan Menoreh. Kami merintis pemberdayaan warga (community development) di sana, bekerja sama dengan Sanggar Remaja Sahabat Gloria.

Awalnya, kami mengundang beberapa orang tua siswa dalam sebuah pertemuan. Kami mengajak mereka untuk membuat kegiatan usaha dengan tujuan untuk menambah penghasilan keluarga. Kami menawarkan usaha budidaya lele. Mereka cukup bersemangat dan menyambut baik ajakan ini. Kamipun memberikan penjelasan teknis tentang cara-cara budidaya lele, penjualan pasca panen, hingga pengadaan modal usaha.

Teknis budidayanya menggunakan pakan plankton, selain dengan pakan pelet. Plankton ini bisa diperbanyak dengan aplikasi bekafish, tetes tebu, dan kascing. Cara ini akan cukup menghemat kebutuhan pakan lele.

Untuk modal usaha, kami mengusahakan adanya pinjaman modal berupa sarana dan bibitnya. Di saat panen, modal pinjaman ini dikembalikan oleh petani tanpa dipungut bunga. Sistem ini telah kami sepakati bersama. (d)

Kunjungan Tamu

Rumah Belajar menjadi tempat yang terbuka bagi siapapun yang ingin berkunjung. Kami membuka diri untuk saling belajar, bekerja sama, dan berbagi.

Salah satu tamu kami berkunjung pada tanggal 31 Mei 2011, namanya Pak Jemiyo. Beliau seorang guru di SMP Bopkri 2 Wates. Beliau berbagai tentang kegiatan belajar di sekolahnya, beserta permasalahan yang ada. Pak jemiyo meminta kami untuk turut mendampingi sebagian kegiatan pembelajaran siswa, khususnya dibidang wirausaha sekolah. Kami pun membicarakan tentang rencana pemanfaatan kolam sekolah untuk usaha budidaya lele.

Tujuannya nanti, selain sebagai media belajar siswa, juga dikembangkan untuk pemberdayaan ekonomi sekolah dan guru. Kami juga membuka Rumah Belajar, ketika ada beberapa siswa SMP yanghendak berkunjung, misalnya untuk belajar komputer atau membaca buku perpustakaan. (d)

Kegiatan Usaha di Rumah Belajar

Rumah belajar dikonsep untuk dapat mandiri secara pendanaan. Untuk mendukung upaya ke arah kemandirian tersebut, kami pun melakukan kegiatan usaha atau fundrising.

Kegiatan usaha yang telah berjalan adalah berju
alan pulsa, menjadi agen pupuk Pokcing, dan usaha jasa seperti service/instal komputer dan pengetikan. Untuk penjualan pulsa, pelanggannya sementara ini terdiri dari rekan-rekan pengelola Rumah Belajar, PSG Gloria, rekan-rekan guru.

Pemasaran pupuk Pokcing di wilayah Kulon Progo sebenarnya juga memiliki prospek bagus. Sebagai pupuk organik yang berasal dari pupuk kandang (kotoran sapi) yang telah diurai oleh cacing, Pokcing memiliki kelebihan khusus.

Pokcing memiliki kandungan unsur hara tinggi baik makro maupun mikro, serta mengandung enzim pertumbuhan yang sangat dibutuhkan tanaman. Peminatnya sementara ini masih terbatas, berasal dari guru-guru KTB Kulon Progo, salah satu Guru di SMP Bopkri 2 Wates, serta beberapa warga petani di Plampang.

Ke depannya, kami akan berusaha membuka jaringan ke kelompok ani di wilayah Kulon Progo, sembari mengadakan pendampingan. Untuk jasa service, beberapa hari yang lalu ada seorang guru yang meminta bantuan untuk menginstalulang laptopnya di Rumah Belajar. (d)

Kerja Bakti dan Penataan Ruang Rumah Belajar

Pada tanggal 20 April 2011 pengurus Rumah Belajar kerja bakti untuk menyiapkan ruangan dan perlengkapan di Rumah Belajar. Yang kami lakukan adalah menyapu, mengepel, membersihkan dapur, kamar mandi, menata ruang, serta memasang karpet di ruang kegiatan.

Pada kerja bakti ini kami mencoba membagi pekerjaan sehingga menghemat tenaga dan tidak tumpang tindih sekaligus mudah diawasi mana yang sudah dikerjakan dan mana yang belum dikerjakan.

Tiba giliran kami merakit meja kerja. Ternyata kami harus berani belajar, berani mencoba seperti tukang kayu yang harus siap bekerja merakit rangkaian meja yang masih asing bagi kami untuk dikerjakan. Namun demikian akhirnya walau lama prosesnya dan ada yang agak salah, mejapun sudah berhasil dirakit dan siap digunakan.

Karena masih penasaran dengan cara memasang meja yang pertama akhirnya kami berusaha memasang kembali meja yang kedua dan tidak memakan waktu lama dibanding dengan pengalaman memasang meja pertama akhirnya meja kedua pun selesai juga. Kami beristirahat dan dengan makan mie bersama.

Pagi harinya, Mbak Asih datang lebih dahulu dibanding dengan teman-teman yang lainnya. Begitu Mbak Asih masuk ke ruangan untuk membuka jendela, ia kaget karena beberapa ruangan penuh dengan genangan air. Ternyata eternit bocor karena hujan lebat malam sebelumnya. Karena belum ada teman yang datang, Mbak Asih memutuskan untuk mengepel lantai yang basah. Begitu ada teman yang datang, akhirnya baru bisa menjemur karpet yang basah. Esok paginya kami bersama kembali kerja bakti menata ruangan Rumah Belajar. (a)

Belanja Barang

Rumah belajar efektif kami tempati mulai tanggal 1 April 2011. Untuk melengkapi sarana dan prasarana Rumah Belajar, kami telah berbelanja berbagai kebutuhan. Tanggal 20 April, kami alat tulis kantor, meja kantor, kursi, karpet, dan peralatan rumah tangga. Karena dirasa masih kurang, kami belanja lagi pada tanggal 11 mei 2011, untuk barang-barang berupa peralatan listrik, kipas angin, dan alat tulis.

Untuk kebutuhan bimbingan belajar anak, kami memesan meja kecil ukuran 60 x 40 cm sebanyak 18 buah. Kami menata barang-barang tersebut di ruang utama dan ruang sekretariat sesuai dengan fungsinya. (d)